Saturday, November 21, 2009

Alamak Jatuh Cinta Ala 2 Pejabat Pada Perempuan Yang Sama

http://www.webweaver.nu/clipart/img/holidays/valentines/kiss.gifhttp://www.webweaver.nu/clipart/img/holidays/valentines/kiss.gifhttp://www.webweaver.nu/clipart/img/holidays/valentines/kiss.gif

Jakarta (DOKUMENTASI KATAKAMI FEBRUARI 2009) Hari Kasih Sayang atau yang biasa disebut Valentines Day sudah lewat. Tapi kami ingin menceritakan sebuah true story tentang pernak pernik dari “perasaan sayang”. Pernahkah anda merasakan, bagaimana rasanya bila jatuh cinta seperti yang dikisahkan dalam lagu JATUH CINTA karya Titiek Puspa ? Apalagi misalnya, jatuh cinta pada orang yang sebenarnya sudah sangat lama anda kenal.

Yang tadinya cuma berteman biasa, tetapi akhirnya ada benih cinta tumbuh di sebentuk hati. Kami teringat terhadap seorang sahabat perempuan yang berstatus “jomblo”. Entah mengapa, tiba-tiba ia mengakui sendiri bahwa ia jatuh cinta kepada seorang Pejabat. Demi kebaikan bersama, tidak akan kami muat nama dan identitasnya disini. Baik sahabat kami itu ataupun Pejabat yang ditaksirnya.

Hebatnya lagi, ia tak pernah bertepuk sebelah tangan. Kepada siapa saja ia merasa jatuh cinta dan secara agresif mendekati, maka akan jatuhlah ke dalam “kerling mata” sang perempuan.

Selama beberapa bulan, kami menjadi saksi hidup yang melihat dan mendengar sendiri seorang Pejabat saling merayu dan menunjukkan ketertarikan yang “dalam” satu dengan yang lainnya.

Untuk menghubungi sang perempuan, biasanya yang disuruh adalah ajudan tetapi menggunakan hp pribadi yang dipegang langsung oleh PIMPINAN di sebuah kantor.

Yang patut dikasihani adalah pejabat yang kacang lupa kulit … maksud kami, lupa diri ini sempat tak mampu mengendalikan dirinya didepan umum. Bayangkan, pernah di suatu hari libur nasional, pejabat ini datang ke kantornya hanya karena mengetahui si perempuan tersebut sedang berkunjung ke kantor sang pejabat untuk sebuah urusan pribadi.

Waduh. Waduh.

Pernah juga, sampai berlaku seperti anak muda yang mabuk kepayang karena secara mendadak memerintahkan diadakan acara malam tahun baru yang dilengkapi dengan live band pada pergantian malam tahun baru 2008 / 2009 yang lalu.

Sore harinya, sang perempuan ditelepon dan diberitahu agar datang karena sudah disiapkan acara pergantian tahun. Dan, sang Arjuna kabarnya – seperti yang dijanjikan saat menelepon Yuri – memenuhi janjinya untuk menyumbangkan suara emas dengan menyanyi di panggung.

Kasihan, sebab perilakunya sudah seperti orang yang lupa diri karena tentu bawahan-bawahan akan mencium keanehan dari sikap sang pimpinan.

Lama-kelamaan perasaan suka sama suka tadi, menjadi lebih dalam sekali. Barangsekali, sedalam sumur tua yang sudah kering airnya !

“Gue kangen sama si AA … lagi ingat gue gak ya ?” begitu kata si perempuan kepada kami hampir setiap malam.

Atau jika baru bertemu maka komentarnya lain lagi, “Aduh tadi si AA ganteng banget. Gue panggil AA aja kali ya, nanti kalau gue panggil Abah kayak cucunya, ntar dia marah lagi. Dikira gue ngeledek kalau dia sudah ketuaan,” kata si perempuan.

Ya memang, si Pejabat tadi memiliki 2 orang cucu perempuan.

Lama-kelamaan, si pejabat ini masih punya malu rupanya. Untuk menyembunyikan indikasi kedekatannya yang sangat berlebihan dengan seorang sahabat tadi, maka diakali agar si perempuan bisa bertamu ke kediaman dinas dan yang menemani adalah … kami !

Berbeda jauh sikapnya. Semua sudah distel agar terkesan formil. Yang biasanya cium pipi kiri kanan begitu bertemu di ruang kerja (di kantor), bila pertemuan dibuat “formal” di kediamanan dinas, maka ritual cium pipi ditiadakan.

“Kasus Bank CENTURY cukup menarik juga untuk dicermati ya. Nanti tolong diperhatikan Mbak,” kata si Pejabat kepada KATAKAMI.COM.

Dan ketika pulang, Pejabat tadi memberikan suvenir.

Di perjalanan kami bisikkan kepada perempuan yang sedang kasmaran dengan pejabat tadi, “Wah, suvenir yang dikasih kok ada cap BANK CENTURY yang katanya bermasalah tadi ya. Katanya bermasalah, kok bisa-bisanya dapat “setoran begini ?” pancing KATAKAMI kepada sahabat kami tadi.

Yang ingin kami sampaikan disini adalah hendaklah setiap pejabat itu menjaga tindakan dan perilakunya di muka umum dan dihadapan seluruh bawahan.

Betapa memalukannya, jika ada pejabat yang tidak mampu mengendalikan diri dan perasaan yang salah salah alias salah arah.

Orang lain, kalau misalnya jatuh cinta saat jadi tokoh publik (publik figure) maka akan menjaga sikap agar tidak mencoreng nama baik, harkat dan martabat dirinya, keluarga dan instansi yang dipimpin.

Kami teringat lagu yang pernah dinyanyikan Titiek Puspa yang berjudul, “Jatuh Cinta”. Seperti ini jugalah yang terjadi pada sahabat kami tadi dan pejabat yang kasmaran berat tadi.

http://www.gotomycodes.com/userpics/myspacegraphics/Love-Animated/Animated-Love-You-So-Much.gif

Jatuh cinta berjuta rasanya
Biar siang biar malam terbayang wajahnya

Jatuh cinta berjuta indahnya
Biar hitam biar putih manislah nampaknya

Dia jauh aku cemas tapi hati rindu
Dia dekat aku senang tapi salah tingkah

Dia aktif aku pura-pura jual mahal
Dia diam aku cari perhatian oh repotnya

Jatuh cinta berjuta indahnya
Dipandang dibelai amboi rasanya

Jatuh cinta berjuta nikmatnya
Menangis tertawa karena jatuh cinta
Oh asyiknya

CowKissingAir.gif Animated Kissing Cow image by GottaLaff

Lalu sekarang, kami teringat pada penggalan kisah lain yang terjadi.

Ternyata, sahabat kami itu sudah lebih dulu “dekat dan akrab” dengan seorang pejabat lain yang patut dapat diduga dendam pada pejabat yang kasmaran pada sahabat kami ini.

Sehingga, ada indikasi bahwa perempuan ini sengaja diumpan untuk bisa memiliki kedekatan dengan pejabat tadi.

Luar biasa.

Sebuah TRUE STORY yang sangat mencengangkan dan mengejutkan. Ternyata ada kisah seperti ini didalam kehidupan. Dua lelaki jatuh cinta pada perempuan yang sama, dimana keduanya sama-sama jatuh cinta kepada “WANITA IDAMAN LAIN” alias WIL.

Kalau yang satu cuma berani sembunyi-sembunyi dan kabarnya sengaja pergi janjian dengan perempuan ini untuk pergi ke salah satu provinsi di Pulau Kalimantan.

Pura-puranya ada urusan yang sama-sama akan dikerjakan disana. Tetapi, sstttt, kamar di hotel bisa dibuat bersebelahan. Kami mengetahui ini dari cerita dan pengakuan dari mulut si perempuan sendiri.

“Pas gue baru masuk, sudah ada si Bapak. Dia sudah mau main sosor ke bibir gue aja. Gue bilang, Bapak keluar ah … !” kata si perempuan saat menceritakan kepada KATAKAMI.COM.

Waduh Waduh. Tidak ada kata-kata lain yang bisa kami ucapkan, selain … waduh waduh.

No comment deh ah !

Hanya ada satu nasehat sederhana, jangan karena nila setitik, maka akan rusak susu sebelanga.

Belakangan, tampaknya kedua oknum Pejabat ini mulai “agak” sadar bahwa kasmaran ala cinta segitiga ini ternyata memang sangat memalukan.

Herannya, baru belakangan keduanya menyadari bahwa perilaku kasmaran yang dipertontonkan kepada publik ini sangat tidak tepat.

Lho, kami jadi teringat pada sebuah pepatah lama, “Jangan karena kita yang tidak bisa menari maka lantai yang dibilang miring,”.

Waduh. Waduh !

Kalau anda semua penasaran, siapa gerangan mereka. Ups, kami tidak akan memberitahu. Tapi tampaknya, kedua pejabat ini suka berkantor di kawasan yang dekat dengan Pusat Perbelanjaan.

Yang satu di dekat Mal Kalibata berinisial W. Dan yang satu, didekat Mal Pasaraya Blok M berinisial BH@.

Rasanya cukup demikian saja kata kunci dari kami. Sebab, ini sekedar memberi nasehat agar dalam menjalankan tugas dan amanah dari negara agar dilaksanakan secara baik, bertanggung-jawab dan konsekuen.

Dan kadangkala, inilah salah satu seni dari JURNALIS INDEPENDEN sebab kami tahu, apa yang orang tidak tahu.

Dan kami siap memberitahu, apa yang orang perlu tahu.

Harusnya, pejabat-pejabat yang patut dapat diduga SANGAT KOTOR & RUSAK moralnya seperti ini, tak pantas untuk diberi kepercayaan menjabat di posisi yang penting. Apalagi, kalau patut dapat diduga menyeret INSTITUSI yang dipimpinnya untuk menjadi TIDAK NETRAL hanya karena takut dicopot sebab berkuasa itu enak sekali.

Oh ya, kami perlu menjelaskan juga bahwa KATAKAMI tidak mengada-ada sebab kami adalah saksi hidup. Suvenir yang diberikan oknum pejabat ini kepada wartawati tadi adalah uang tunai senilai Rp. 40 juta.

Padahal, wartawati ini bekerja di sebuah media cetak yang melarang keras para wartawannya menerima uang sepeserpun juga dari NARASUMBER.

(MS)

No comments:

Post a Comment