PHOTOSTREAM : 8 YEARS WAR IN AFGHANISTAN
PHOTOSTREAM : TROOPS, AFGHAN CHILDREN & THEIR FRIENDSHIP
Jakarta (26/11/2009) Hanya dalam hitungan hari ke depan, Presiden AS Barack Hussein Obama bersiap untuk melakukan kunjungan ke Oslo, Norwegia 10 Desember 2009. Ayah dari Malia dan Sasha Obama ini, akan menghadiri upacara penyerahan hadiah NOBEL PERDAMAIAN 2009 yang diberikan kepadanya.
Memang banyak kritikan yang dilayangkan atas kemenangan Obama meraih Nobel Perdamaian. Salah satunya karena belum cukup banyak yang dilakukan Obama secara nyata terkait perdamaian dunia itu sendiri.
Apalagi dari segi usia pemerintahannya, belum ada setahun Obama menjabat.
Obama sendiri mengakui secara jujur bahwa ia belum banyak melakukan tindakan-tindakan nyata yang lebih punya greget untuk menjadi prestasinya di tataran dunia.
Entahlah, apakah ini cuma sebatas kerendahan hati Obama atau sebuah keterus-terangan dari Obama pribadi bahwa hadiah NOBEL PERDAMAIAN itu masih terlalu dini untuk diterimanya secara salah seorang warga dunia yang concern pada perdamaian itu sendiri.
Dengan diraihnya kemenangan dalam NOBEL PERDAMAIAN ini, posisi Obama sebagai kepala negara memang menjadi sedikit terpojok.
(Photo : President Obama & General Stanley McCrystal )
General McChrystal outlines crucial next steps for Afghanistan
A Soldiers Last Letter From Afghanistan
Apapun keputusannya terkait kelanjutan bagi penyelesaian dan penghentian perang di Afghanistan dan Irak misalnya, menjadi sorotan tajam semua pihak.
Posisi Obama menjadi sangat dilematis.
Dan militer AS yang menjadi bagian dari pasukan multinasional di Afghanistan dan Irak, mau tak mau ikut terkena getahnya.
Mereka tak bisa leluasa mengadu, melapor dan meminta pertolongan ke “pusat” bila mengalami kekurangan aau kesulitan pasukan.
Jenderal Stanley McCrystal pasti tak ingin dianggap membangkang saat melaporkan secara jujur bahwa militer AS kekurangan pasukan di Afghanistan.
Begitu juga dengan Jenderal Ray Odierno, jika ia berbicara tentang situasi dan kondisi yang dihadapi tentara AS di Irak.
Sebagai PANGLIMA yang bertanggung-jawab terhadap misi peperangan itu sendiri, kedua Jenderal ini pastilah berusaha untuk memaparkan berapa komposisi pasukan yang ideal untuk mengatasi situasi di medan operasi mereka masing-masing.
(Photo : President Obama & General Ray Odierno )
General Odierno : May not be possible to declare victory in Iraq
Sehingga, bisa dipahami kalau pada akhirnya Obama yang jadi pusing tujuh keliling terkait opsi penambahan pasukan – entah itu di Afghanistan atau di Irak sekalipun --.
Kalau diizinkan penambahan pasukan dalam jumlah yang banyak, orang akan mengkritik mengapa tokoh PERDAMAIAN DUNIA mengirimkan tambahan pasukan yang berlipat kali ganda banyaknya ?
Sementara kalau tidak diizinkan untuk mengabulkan permintaan militer yang sedang bertugas di daerah operasi yang penting dan genting situasinya, pasukan AS akan menelan pil pahit.
Lawan mereka bukan lawan yang ecek-ecek.
Siapa berani bilang Taliban di Afghanistan adalah lawan yang mudah ?
Siapa berani bilang Al Qaida bisa dikalahkan oleh AS ?
Siapa berani bilang bahwa Osama Bin Laden bisa mudah dilacak keberadaannya untuk dimatikan – semudah KEPOLISIAN INDONESIA melacak dan “menewaskan” gembong teroris Noordin M Top yang patut dapat diduga belum mati ini -- ?
Pergolakan batin Obama terkait situasi di Afghanistan dan Irak bisa dipahami.
Obama terkesan sangat kuat ingin segera mengakhiri peperangan itu sendiri.
Obama terkesan kuat sangat tidak nyaman dengan kondisi peperangan yang kian melebar dan berkepanjangan.
Obama mungkin belum mau saja berterus terang bahwa ia sebenarnya bukan bermaksud mengabaikan permintaan militer AS terkait penambahan pasukan dalam jumlah yang spektakuler di Afghanistan dan Irak.
Bisa jadi, pertimbangan Obama adalah anggaran operasi itu sendiri yang akan membengkak sebesar-besarnya untuk dana perang.
Atau ada kekuatiran bahwa misi untuk menghentikan peperangan itu dengan membawa “pulang” kemenangan yang manis akan semakin jauh dari kenyataan.
Hitunglah berapa jumlah tentara AS yang mati, dari mulai saat Panitia Nobel Perdamaian di Oslo mengumumkan bahwa Obama yang memenagkannya sampai saat ini.
Cukup banyak.
Kehilangan satu nyawa tentara bagi armada perang negara manapun yang mengirimkan pasukan terbaiknya ke medan peperangan, tentu akan sangat menyakitkan hati. Posisi militer AS menjadi lebih terpojok. Di satu sisi, mereka dituntut memenangkan peperangan itu.
Tetapi situasi dan kondisi sering tidak "bersahabat" dan enggan memahami kebutuhan atau kendala yang dihadapi pasukan-pasukan di lapangan.
Strategi peperangan ikut di utak-atik. Padahal perang adalah perang.
Mau dibuat secanggih apapun strategi itu, ketika prajurit sudah berhadap-hadapan dengan musuh maka pilihannya hanya ada 2 yaitu dibunuh atau membunuh.
Entah karena dibunuh atau terbunuh dalam situasi peperangan, prajurit yang bermatian satu-persatu seakan menjadi sia-sia jika Presiden Obama dan Politisi-Politisi Amerika hanya sibuk dengan teori-teori peperangan -- tanpa bisa memahami situasi riil di lapangan --.
Disinilah dibutuhkan kematangan dan kebijaksanaan yang terbaik dari Obama.
Fakta bahwa dia adalah pemenang NOBEL PERDAMAIAN memang tak bisa dipungkiri. Ia harus dapat menyelaraskan kemenangan itu dengan misi-misi “perdamaian” yang dijabarkan dalam bentuk perang berkepanjangan warisan pemerintahan George W Bush terdahulu.
Kalau yang diwariskan itu adalah harta benda atau nilai-nilai duniawi yang menyenangkan hati, siapapun pasti akan senang.
Sialnya, disana-sini Obama mendapat warisan yang dilematis dari pendahulunya yaitu Bush.
Obama harus menyadari kedudukannya sebagai Panglima Tertinggi Militer di negaranya.
Ia harus tetap membuka hati, pikiran telinganya untuk suara-suara militernya yang sedang menjalankan misi. Obama tak bisa menggunting mata rantai komando.
Sebagai Panglima Tertinggi, keputusan Obama memang harus diikuti dan dituruti.
Tapi hendaknya keputusan itu janganlah menjadi keputusan yang menyulitkan prajurit-prajuritnya di lapangan.
Dan keputusan apapun yang diambil Obama terkait masalah Afghanistan dan Irak, harus bisa menjadi satu harmoni yang indah dengan realita tentang kemenangannya meraih NOBEL PERDAMAIAN.
Beda-beda tipis di awal bulan Desember nanti antara rencana kunjungan Obama ke Oslo dan keputusannya tentang berapa jumlah pasukan yang akan dikirim ke Afghanistan.
Obama harus mengingat konsekuensi yang besar sebagai harga yang mahal dari kemenangannya sebagai peraih NOBEL PERDAMAIAN.
Ia harus dapat melakukan lebih banyak hal yang nyata untuk mengacu sebagai konsistensinya membangun, menciptakan dan memelihara perdamaian dunia.
Tak harus mengeluarkan keputusan yang populer, jika memang Obama harus mengeluarkan keputusan yang tidak populer sekalipun maka ia harus berani melakukannya demi perdamaian itu sendiri.
Tanggung-jawabnya menjadi lebih besar.
Ke Oslo, Obama akan datang dengan langkah yang tegap dan pasti.
Bukan dan jangan untuk menyombongkan diri.
Tetapi untuk menerima tanggung-jawab yang jauh lebih besar.
Sebagai Presiden dari sebuah negara adidaya, Obama boleh saja membanggakan dirinya sebagai salah satu tokoh dunia yang paling berkuasa (penuh).
Tetapi bila nanti, NOBEL PERDAMAIAN itu sudah diterima secara langsung oleh Obama maka muara dari semua misi dan kebijakan yang diambil atau dijalankannya harus senada dan selaras dengan keberadaannya sebagai tokoh peraih NOBEL PERDAMAIAN DUNIA.
Tak perlu lagi dipersoalkan, apakah terlalu cepat atau belum saatnya Obama menerima NOBEL PERDAMAIAN itu.
Kemenangan itu bukan cuma kemenangan Obama.
Bukan juga sekedar kemenangan rakyat Amerika.
Tetapi ini adalah kemenangan bagi siapa saja yang concern terhadap nilai-nilaian PERDAMAIAN DUNIA itu sendiri dan berharap banyak dari diri Obama untuk menjabarkannya secara nyata.
Dan dunia sungguh menantikan upaya nyata Obama untuk menciptakan PERDAMAIAN DUNIA itu dalam konteks yang kekinian. Tak cuma sekedar jargon-jargon.
Atau fantasi belaka.
(MS)
Is poker the way it's done? It's just the tip of the iceberg
ReplyDeleteThe US has 바카라노하우 legalized 블랙 잭 전략 poker online since the start of 토토 배당률 the 탱글다희영구정지 century. With poker in the United States now pci e 슬롯 legal, most casinos are bringing