The Rising Star Itu Bernama Jusuf Manggabarani & Pantas Jadi Kapolri
Kapolri & Jaksa Agung Diprediksi Akan Dicopot
Oleh : MEGA SIMARMATA, Direktur & Pemimpin Redaksi
Jakarta 20/11/2009 (KATAKAMI) Tak akan ada yang pernah bisa melupakan bagaimana pukulan telak dari terdakwa Kombes Wiliardi Wiizard (Mantan Kapolres Jakarta Selatan) terhadap institusinya sendiri yaitu Polri.
Kombes Wiliardi Wizard, Martir Yang Dikorbankan Institusi
Persis di hari pahlawan 10 November 2009 lalu, Willy – demikian ia biasa dipanggil – mengakui dalam kesaksiannya dibawah sumpah dalam persidangan terdakwa mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bahwa patut dapat diduga “terjerumusnya” Wiliardi Wizard dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen adalah atas perintah Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri.
“Demi Allah saya bersumpah, kalau mati lampu ini (menunjuk ke arah lampu ruang sidang) maka matilah saya tujuh turunan ke bawah jika saya ternyata berbohong dalam kesaksian ini. Saya diperintah oleh atasan untuk menanda-tangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang menjadikan Pak Antasari sebagai satu-satunya target sasaran” demikian kira-kira kesaksian FENOMENAL dari Kombes Wiliardi Wizard.
Semua menjadi terkejut.
Gempar.
Dan NYANYIAN Willy membuat Mabes Polri menjadi kebakaran jenggot dan langsung memasang kuda-kuda untuk mematahkan pengakuan jujur anggotanya sendiri.
Untuk mematahkan NYANYIAN Willy, maka dalam persidangan hari Selasa (17/11/2009) dihadirkanlah saksi dari Mabes Polri yaitu mantan Wakabareskrim Irjen Hadiatmoko dan mantan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Mochamad Iriawan (Iwan Bule).
Seperti yang sudah diduga banyak pihak, patut dapat diduga kedua tangan kanan BHD ini ramai-ramai berdusta berjamaah di persidangan untuk “satu suara dan satu nada” yaitu bahwa mereka tidak benar dan tidak pernah samasekali bertemu dengan isteri Wiliardi (Nova, red) dan tidak pernah samasekali memerintahkan Wiliardi untuk mau menanda-tangani BAP yang direkayasa POLRI.
Ya sudah tentu saja kedua orang itu wajib menangkis pengakuan jujur Willy sebab saat persidangan itu dilaksanakan, ada 2 televisi swasta nasional yang menyiarkan secara langsung.
Pengamanan terhadap keduanya juga sangat VVIP di persidangan.
Seandainya duet gembong teroris Dr Azahari dan Noordin M Top “masih ada” maka patut dapat diduga keduanya bisa dengan mudah meledakkan Jakarta.
Mengapa ?
Bertanya Pada SBY & BHD, Mau Dibawa Kemana POLRI ?
Tak Cukup Bibit Candra Bebas, Copot BHD, Gories & Hendarman
Ya, karena patut dapat diduga untuk mengamankan manusia-manusia semacam Hadiatmoko dan Iwan Bule yang “bukan siapa-siapa alias NOTHING” di dalam struktur keorganisasian POLRI, patut dapat diduga Detasemen Khusus atau Densus 88 Anti Teror sampai harus dikerahkan mengepung Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Ciri penampilan fisik mereka mudah dikenali dari kacamata, sepatu dan celana yang digunakan.
Kabarnya, bengkel didepan Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatanpun jadi penuh dengan "tamu tak diundang" yang berseragam.
Waduh, hebat betul.
KATAKAMI.COM ikut menghadiri persidangan di hari Selasa (17/11/2009) itu.
Dan ada satu kejadian yang sangat lucu untuk menggambarkan bahwa patut dapat diduga kualitas INTELIJEN KEPOLISIAN INDONESIA ini masih kelas-kelas cemen dan perlu di up-grade lagi.
Pemimpin Redaksi KATAKAMI.COM Mega Simarmata duduk di tangga untuk menyaksikan dari layar televisi siaran langsung persidangan yang menghadirkan Hadiatmoko dan Iwan Bule.
Beberapa POLISI secara bergantian menghampiri saya untuk sekedar pura-pura tidak kenal dan ingin berkenalan. Namanya juga wartawan sehingga ketika berada dalam sebuah peliputan di lapangan, semua “RADAR” didalam diri wartawan / jurnalis akan disiagakan untuk memonitor situasi.
Hanya wartawan / jurnalis yang tolol jika ia cuma mengandalkan kedekatan pribadi yang salah kaprah misalnya dengan pentolan tertentu agar bisa mendapatkan EKSKLUSIVITAS PEMBERITAAN.
Hal semacam ini pernah terjadi saat Tim Anti Teror POLRI menangani beberapa kasus-kasus peledakan bom -- dimana seorang Perwira Tinggi POLRI lancang dan sok hebat melakukan diskriminasi terhadap PERS NASIONAL dengan cara mengutamakan satu media televisi yang bisanya ya itu tadi ... mengandalkan "kedekatan dan kerapatan pribadi".
Alamak ! Tidak punya malu samasekali mengemis EKSKLUSIVITAS dengan cara yang salah kaprah.
Wartawan / jurnalis yang sejati harus mengandalkan kecerdasan, ketangguhan, kekritisan dan naluri kuat dalam dirinya.
Singkat cerita, saya terus menyaksikan siaran langsung di layar televisi Pengadilan hari Selasa (17/11/2009).
Tetapi sesekali, saya amati situasi di sekeliling.
Asyik betul yang namanya intel-intel menyamar sebagai wartawan.
Dan insting saya sebagai wartawan / jurnalis tidak akan pernah salah.
Tiba-tiba dari arah lantai atas, Hadiatmoko yang ketika itu baru saja selesai memberikan kesaksiannya muncul di lantai atas Gedung Pengadilan.
Mantan Kapolda Riau yang patut dapat diduga bermasalah dengan bocornya BAP bandar judi ACIN ini berjalan ke arah tangga tempat saya duduk.
Dari jarak 5-10 meter, puluhan INTEL KEPOLISIAN yang duduk bertebaran di HAMPARAN LUAS Gedung Pengadilan secara otomatis dan tanpa dikomando lagi langsung berdiri tegak.
Mereka memang tidak memberikan hormat tetapi dengan kekompakan mereka berdiri, itu menandakan anak buah BHD ini masih sangat dangkal ilmu intelijennya. Untuk apa berdiri begitu melihat bayangan Hadiatmoko lewat ?
Cuekin aja, itu kalau mereka memang memahami dan menguasai ILMU INTELIJEN.
Maka dari itu, KATAKAMI.COM tidak salah kalau terus mengkritik bahwa patut dapat diduga penanganan terorisme di Indonesia ini memang banyak bumbu-bumbu penyedapnya untuk menyempurnakan REKAYASA.
Berkas Pemeriksaan Bandar Judi Riau Beredar
Polda Belum Beri Penjelasan Resmi Soal Bocornya BAP Bandar Togel Acin
Mabes Polri Dalami Dugaan Suap Rp700 Juta dari Bandar Judi Sudomo Dipecat Sebagai Jaksa
Untuk apa anggota-anggota POLISI itu berdiri tegak begitu melihat bayangan Hadiatmoko lewat.
Walaupun Hadiatmoko Jenderal berbintang 2, anggota KEPOLISIAN ini harus ingat bahwa mereka semua sedang “on duty” alias dalam penugasan resmi melakukan penyamaran untuk disebar di Pengadilan.
Untuk apa menyamar kalau masih tetap tolol dalam tugas-tugas penting ?
Kecian deh lo.
Dan hebatnya lagi, dalam persidangan di hari Selasa (17/11/2009) itulah patut dapat diduga Hadiatmoko dan Iwan Bule berdusta berjamaah.
Jelas-jelas mereka bertemu secara langsung dengan isteri Wiliardi Wizard untuk melecehkan dan menekan Keluarga Wiliardi Wizard, ternyata di persidangan tidak mengaku.
Bagaimana tidak disebut melecehkan dan menekan ?
Isteri Wiliardi yang datang bersama puteri sulungnya MEMANG BENAR SEBENAR-BENARNYA bertemu langsung di ruangan kerja Kabareskrim Susno Duaji dan Wakabareskrim Irjen Hadiatmoko untuk memerintahkan Willy menanda-tangani BAP yang dibuat penyidik.
Kasihan kali ya, kalau misalnya ada PERWIRA TINGGI POLRI mengidap penyakit hilang ingatan.
Jelas-jelas, puteri sulung Wiliardi sampai pucat gemetaran sekujur tubuh di ruang kerja petinggi POLRI saat mendengar ayah tercintanya diperintah menanda-tangani BAP rekayasa buatan INSTITUSI POLRI dalam kasus pembunuh dengan pasal pembunuhan berencana dengan maksimal hukuman adalah HUKUMAN MATI !
Betapa malunya Indonesia, proses penegakan hukum sangat mudah dikelabui dan dikocok-kocok oleh aparat penegak hukum sendiri.
Kasihan POLRI jika patut dapat diduga era kepemimpinan dan garis kebijakan yang kini diberlakukan wajib mengikuti kemauan GANG BAMBANG HENDARSO DANURI.
Malu dong sama Tuhan yang mutlak berkuasa penuh atas manusia dan seluruh isi alam jagad raya ini, jika patut dapat diduga ada aparat penegak hukum yang menyalah-gunakan kekuasaannya dengan memerintahkan anak buahnya untuk terlibat dalam pembunuhan tingkat tinggi ?
Tetapi setelah TO (Target Operasi) benar-benar berhasil dibuat MAMPUS, tidak ada satu atasanpun yang mau bertanggung-jawab.
"Ngapain gue bertanggung-jawab, sorry ye, gue masih mau berkuasa nehhh” barangkali begitu bunyi ambisi di hati atasan yang busuk dan sangat mudah mengorbankan anak buah yang tidak bersalah.
Sekarang ini, seluruh anggota KEPOLISIAN INDONESIA harus banyak berdoa, berzikir dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena patut dapat diduga ada kekuasaan duniawi di internal kepolisian yang sepertinya mau diarahkan lebih tinggi dari kekuasaan Tuhan -- dimana anak buah bisa dijerumuskan ke kubangan maut kematian oleh atasan tertingginya --.
Ini adalah kejahatan moral yang harusnya sangat ditentang dan tidak ditelan bulat-bulat oleh semua POLISI jika seandainya mereka memiliki atasan yang mabuk kekuasaan.
Nasihat lain yang terbaik untuk seluruh POLISI adalah agar mereka bersabar sesabar-sabarnya menunggu sampai masa kemabukan atasan itu berakhir.
Namanya orang mabuk, pasti akan ada akhir atau endingnya.
Komjen Jusuf Manggabarani Tak Ingin Ingkari Kebenaran & Terus Lakukan Yang Terbaik
Komjen Jusuf Mangga : Kalau Terbukti Polisi Tidak Netral, Saya Rekomendasikan Dicopot
Surat Untuk SBY Terkait Teror & Kejahatan IT Gories Mere
Jadi, sabarlah selalu dalam penderitaan menanggung beban psikologis mendapatkan pimpinan yang patut dapat diduga mahir merancang rekayasa BAP pembunuhan untuk sekedar memuluskan jalan melanggengkan kekuasaan dirinya.
Lalu tengoklah sejenak nasib dari seluruh eksekutor kasus pembunuhan NZ.
Pria-pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini patut dapat diduga sengaja dikorbankan oleh perwira tinggi POLRI yang memiliki bisnis kemafiaan menghilangkan nyawa orang lain.
Patut dapat diduga kepolosan dan keluguan dari pemuda-pemuda Flores ini dipergunakan dengan sangat SEMPURNA oleh otak pelaku yang sebenarnya dari kasus pembunuhan ini.
Para eksekutor ini disiksa dan dianiaya seperti binatang.
Pekan lalu, dengan muka yang dipasang sangat serius Saudara BHD mengatakan di hadapan rapat kerja dengan Komisi III DPR-RI sebagai berikut, “POLRI ini bukan sampah, bukan binatang !”.
Yang bilang POLRI itu sampah dan binatang siapa, Boss ?
Tidak ada !
Dan memang, POLRI bukan sampah dan bukan binatang.
Yang bilang POLRI itu jangan dianggap sebagai sampah dan binatang, justru BHD dihadapan anggota Dewan yang terhormat.
Jadi merujuk seperti kata pepatah, HEI MULUTMU ADALAH HARIMAUMU !
Mengapa POLRI melakukan penyiksaan yang sadis kepada para ekskutor itu ?
Sejak mereka ditangkap – dan salah satunya sengaja dibawa ke sebuah Hotel – para eksekutor Flores ini disiksa seperti sampah dan binatang.
Mulut dan mata mereka ditutup dengan lakban.
Kaki dan tangan mereka diborgol.
Lalu, alat kelamin mereka di- SETRUM selama berjam-jam non stop.
BHD, anda bukan sampah dan bukan binatang, tetapi mengapa anda perlakukan orang lain seperti sampah dan binatang ?
Anda itu siapa ?
Anda dan anak buah anda kok kurang ajar dan sadis semuanya jika patut dapat diduga melakukan penyiksaan yang brutal dan tidak berperikemanusiaan ?
Jangan siksa para tahanan itu secara kejam.
Bukan anda-anda di MABES POLRI yang berhak menyiksa setiap warga negara di Indonesia ini.
Dan tidak ada satu manusiapun di muka bumi ini yang berhak menyiksa dan melakukan intimidasi fisik kepada sesamanya manusia.
Keterlaluan kalian, POLRI.
Semua eksekutor itu tidak boleh lagi ditahan di Polda Metro Jaya.
Ingat itu !
Pertama, berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia ini, jika persidangan dilakukan di Tangerang maka seluruh terdakwa yang terlibat dalam kasus itu harus ditahan di wilayah yang sama yaitu di Tangerang – dalam hal ini LP Tangerang--.
Kedua, POLISI tidak boleh samasekali melakukan intimidasi fisik dan sengaja melakukan perbuatan yang melebihi kewenangannya sebagai seorang penyidik.
Akibat penyiksaan yang berkepanjangan itu, para EKSEKUTOR ini tidak berani bicara di persidangan mengungkapkan kebenaran -- terutama memberikan kesaksian dalam persidangan yang menghadirkan Kombes Wiliardi Wizard sebagai terdakwa.
Pokoknya ajaib "WAJAH" penegakan hukum di Indonesia.
Kemarin misalnya hari Kamis (19/11/2009) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, terdakwa Edo (salah seorang Eksekutor Flores) harusnya menjadi saksi dalam persidangan Kombes Wiliardi.
Bisa lho, yang bersangkutan tidak dihadirkan JAKSA dengan alasan C A P E K !
Hendarman Supandji, apakah anda perlu belajar hukum lagi ?
Baca KUHAP, jika ada saksi yang dijadwalkan untuk hadir dalam persidangan itu berhalangan maka ketidak-hadiran itu harus disebabkan karena yang bersangkut sakit. Lalu, surat keterangan sakit dari dokter WAJIB diberikan kepada Majelis Hakim.
Bukan seenaknya saja JAKSA bisa mengarang-ngarang alasan bahwa SAKSI capek sehingga tidak bisa dihadirkan.
Aduh Hendarman, tobat tobat melihat kelakuan kalian dari KEJAKSAAN.
Para EKSEKUTOR itu ketakutan dan berulang kali mengungkapkan di persidangan bahwa mereka disiksa secara sadis dan trauma. Mereka bukan sampah dan bukan binatang.
Jangan siksa tahanan-tahanan itu hei BHD !
Kalau anda punya telinga, dengarkan ini hei POLISI-POLISI PENYIKSA !
Gila kalian semua kalau patut dapat diduga kalap menyiksa tahanan secara sadis.
Malu sama TNI karena persepsi orang ternyata salah besar.
Ternyata bukan TNI yang berperilaku melanggar Hukum & HAM, tetapi yang terus menerus patut dapat diduga suka melanggar hukum dan HAM adalah POLRI.
Sekali lagi, jangan siksa tahanan-tahanan itu. Serahkan mereka ke dalam LP Tangerang.
Bagaimana sih, mengaku aparat penegak hukum tetapi tidak menjalankan hukum yang berlaku di negara ini ?
Semua perbuatan POLRI yang menyiksa secara sadis terhadap tahanan-tahanan kasus NZ ini bukan cuma isapan jempol karena sudah diungkapkan dalam persidangan-persidangan.
Tetapi tidak ditanggapi.
Kantor Kementerian Hukum & Ham dan Mahkamah Agung, lihat dong itu. Ada tahanan yang kini menjadi TERDAKWA dalam sebuah kasus perkara hukum sangat KONTROVERSIAL, disiksa oleh KEPOLISIAN.
Negara apa kita ini ?
Apakah BHD dan gang terdekatnya mau kalau ALAT KELAMIN mereka disetrum dan dipukuli terus menerus sampai terberak-berak ?
Mau kalau "burung mereka yang disetrum" ?
Kepala Divisi Propam POLRI Irjen Oegroseno, tolong dong anda panggil dan anda tindak secara tegas semua POLISI yang terus menerus melakukan penyiksaan fisik kepada para tahanan. Kok didiamkan sih ?
Lalu, serahkan tahanan-tahanan itu ke LP Tangerang.
Eh Polri, kalian memahami hukum atau tidak ?
Sudah bukan menjadi tugas dan wewenang POLRI menahan seluruh tahanan / terdakwa EKSEKUTOR kasus pembunuhan NZ.
Jangan siksa mereka, sekali lagi JANGAN SIKSA MEREKA !
Jangan kura-kura dalam perahu dong, jangan pura-pura tidak tahu !
Jangan seenaknya saja MABES POLRI menentukan apa dan bagaimananya performa penegakan hukum di negara ini.
Masak SBY tidak malu sih kepada dunia internasional karena ternyata MARKAS BESAR KEPOLISIAN INDONESIA bertindak brutal dan biadab.
Taati hukum.
Lakukan tindakan-tindakan kepolisian sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Indonesia ini negara hukum.
Bukan hutan rimba yang didalamnya adalah binatang-binatang buas.
POLRI tidak mau disebut sampah dan binatang tetapi rakyat Indonesia diperlakukan seperti sampah dan binatang.
Apa-apaan BHD ini, gayanya dan melihat mukanya saja sudah sangat "melelahkan" rakyat Indonesia yang sangat merindukan REFORMASI BIROKRASI secara total di tubuh POLRI.
Keterlaluan sekali.
Keluarkan seluruh eksekutor itu dan pindahkan mereka ke LP Tangerang sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Hukum di ciptakan untuk ditaati dan dilaksanakan.
Jangan diabaikan dong !
Punya otak gak sih ?
Kalau manusia punya otak yang artinya memiliki kecerdasan dan kemampuan yang semestinya untuk bertindak sebagai manusia maka ia tidak akan melanggar norma-norma hukum di negara ini.
Mulut dan mata semua tahanan EKSEKUTOR itu ditutup dengan lakban, tangan dan kaki diborgol, ALAT KELAMIN disetrum berjam-jam dan sekujur badan dipukuli serta ditendangi beramai-ramai sampai terberak-berak dan jatuh pingsan alias terkulai akibat terkapar mampus dihajar POLISI.
SBY, untuk apa slogan LANJUTKAN ?
Apa yang mau anda lanjutkan dengan buruk dan busuknya perilaku dan moralitas POLRI saat ini ?
Penyiksaan tahanan itu yang di- LANJUTKAN ?
Rekayasa hukum dan dusta berjamaah itu yang di – LANJUTKAN ?
Mempertahankan Jenderal-Jenderal POLISI bermasalah itu yang di – LANJUTKAN ?
Apa yang mau anda LANJUTKAN di Indonesia ini, Pak SBY ?
Yang benar dong kalau berkuasa.
Kasihani POLRI itu !
Patut dapat diduga saat ini POLRI sedang dikuasai dan dimainkan peranannya secara kebablasan oleh GANG BAMBANG HENDARSO DANURI tok.
Anda tahu atau tidak Pak SBY bahwa patut dapat diduga Irjen Hadiatmoko dan Kombes Iwan Bule bermasalah dengan hukum dan itu nyata-nyata sudah diberitakan secara luas oleh MEDIA MASSA ?
Anda tahu atau tidak Pak SBY bahwa patut dapat diduga KOMBES IWAN BULE pernah menembak orang alias menghilangkan nyawa orang lain diawal- awal kelulusannya dari AKADEMI KEPOLISIAN ?
Anda tahu atau tidak Pak SBY bahwa patut dapat diduga ada diantara mereka ini yang patut dapat diduga punya isteri lebih dari satu dan ada yang menceraikan isterinya dan menikah lagi dengan perempuan lainnya.
Hanya segelintir orang yang patut dapat diduga menjadi members alias anggota dari GANG BHD inilah yang membuat POLRI menjadi carut marut.
Nah kembali pada masalah EKSEKUTOR kasus pembunuhan NZ.
Tolong hentikan penyiksaan fisik POLRI terhadap tahanan. Mereka manusia yang harus dihormati dan dijaga juga hak-hak azasinya. Kasihani dan hormati proses hukum yang sedang berlangsung.
Jangan celakai mereka dan jangan celakai juga keluarga mereka di NUSA TENGGARA TIMUR.
Menutup tulisan ini, mari kita serahkan saja nasib Indonesia dan seluruh rakyatnya ke tangan SBY, BHD, Susno Duadji dan GANG BHD secara keseluruhan di POLRI.
Alamak Jatuh Cinta Ala 2 Pejabat Pada Perempuan Yang Sama
Apa kata elu aja deh … terserah ente semua mau dibawa dan dibuat menjadi seperti apa nasib Indonesia ini. Sebab, telinga ente semua sudah kelewat tebal alias tidak bisa lagi dinasehati oleh semua pihak.
HIDUP KEKUASAAN !
HIDUP KEKUASAAN !
HIDUP KEKUASAAN !
MANTABBBBBB ! (Makan tuh jabatan, sampai berbusa mulut kalian).
Dan untuk Kombes Wiliardi Wizard, bernyanyilah lagi dan bernyanyilah terus dengan merdu menyuarakan nada-nada kebenaran.
Jangan takut, sekali lagi kebenaran itu ibarat air yang mengalir. Ia akan tetap mengalir, walau dibendung.
Katakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah.
Katakan hitam bila hitam dan katakan putih bila putih.
Kombes Wiliardi, anda bukan pembunuh dan anda tidak terlibat dalam pembunuhan itu.
Patut dapat diduga Kombes Wiliardi Wizard justru korban dari permainan tingkat tinggi dari Kapolri BHD yang ingin terlihat hebat sebagai alat kekuasaan dan mabuk untuk terus melanggengkan kekuasaan di kursi Tri Brata 1.
Silahkan marah kalau dikritik.
KATAKAMI.COM juga masih punya satu jurus pamungkas yang sangat ampuh untuk menyetrum kesadaran Kapolri BHD terkait sebuah fakta yang sangat penting pada tanggal 18 dan 22 Desember 2008 di rumah dinas Kapolri.
Kasih tahu gak ya ?
Asyik kan kalau ada yang badannya kesetrum jika fakta yang paling menggemparkan terbuka dan terungkap ke publik.
Meminjam bunyi iklan sebuah provider nomor telepon .... MAU ?
(MS)
No comments:
Post a Comment